Di Depan Sebuah Buku Sajak

24/12/16

hujan turun..
aku menangis di depan sebuah buku sajak.
aku rindu obrolan sederhana
tentang sudut ruangan yg kita khayalkan
tentang sejarah yg tidak terlupakan

kita dulu seperti itu
senang mengobrol ini itu
tapi itu dulu saat aku masih sembunyi di balik rindu
setelah kau tau aku merindu
kaupun entah tak mau peduli atau malu?

hujan turun
aku menangis di depan sebuah buku sajak
air mata yang sembunyi sejak lalu
di depan sebuah sajak dia tak tau malu

Batu, 25 Desember 2016
di saat byk org merasa damai, aku harus berdamai
dengan rindu dan kamu yg ada di kepalaku

Riuh

14/03/14
Riuh.. terlalu riuh.. 
bising tau! Kenapa tidak diam saja? Ambil popcorn mu dan tontonlah drama politik kali ini... Kalaupun mereka butuh bantuan pemeran figuran, ambil saja kesempatan itu, hitung-hitung bs membantu pemeran figuran lainnya..
tapi saran saya jangan dihitung2 kalau mau membantu..
Kerjakan apa yg bisa kau kerjakan, jangan terlalu mengharap banyak..
Jatuh itu sakit, tetaplah di tanah saja, masih banyak teman menunggu untuk didengarkan..
toh kau bersiul-siul dengan Toa pun tak terdengar mereka..
Mereka sibuk! terlalu sibuk!
kita? lebih baik sibuk dengan anak-anak lucu yang belum bisa sekolah..
setidaknya sebagai ungkapan syukur kau masih bisa sekolah..
mereka yang sekolahnya terlalu tinggi juga ujung-ujungnya tuli..
Kita liat saja kemana angin membawa bapak yg satu ini,
sembari membantu menariknya kalau-kalau anginnya salah arah..
*sebuah catatan subuh, untuk diri sendiri tentu*