Benci Dalam Diam Untuk Saudaraku

18/02/10
aku tersudut pada justifikasi orang-orang itu
penilaian-penilaian separuh untuk seluruh!!
aku adalah bagian, dia juga bagian!!
kenapa harus dihukumi atas nama keseluruhan?!

kami beda arah, beda jalan...
beda gairah, beda tujuan..
kami satu ibu, tapi tidak minum air susu yg sama,,,
entah dia minum dari binatang yg mana...

dia saudaraku yang telah memberi malu
ingin kuminta pada ibu agar dibuang jauh!
agar tak lagi ada luka di bagian tubuh ibu..
agar terukir nama indah ibu di atas mutiara berbatu-batu

dia saudaraku yang telah meninggalkan memar hitam
ingin ku tendang sampai jatuh tenggelam
namun ibu masih sayang begitu dalam,
dan akhirnya demi ibu, kupilih mengumpat dalam diam...

Bertemu Ketidakadilan Di Perjalanan

aku bertemu ketidakadilan di perjalanan
tdk adil yg digendong oleh kawan yang begitu dipandang orang..
aku dihantui rasa amarah yg berlebihan..
tapi jg ketidakberdayaan yg melemahkan..

dia seorang kawan lebih dari 1000 hari..
dia teman berbagi yang begitu byk memberi..
namun, sayang tak merasa ketika kejayaan telah digenggaman
tak sadar ketika silau telah mengaburkan pandangan..

ingin kutegur, tapi tak etis menegurku duluan..
aku masih terpenjara identitas pertemanan..
yg dikelilingi rasa tak enakan...
tindak sperti apa yg harus kuajak berkawan??

aku bertemu ketidakadilan di pundak seorang kawan..
entah apakah harus kuubah menjadi lawan?
atau biarkan semua berjalan menjadi kebiasaan?
dan aku kini juga bertemu kebimbangan di perjalanan...

aku sedang ingin bercerita malam ini

01/02/10
aku sedang ingin bercerita malam ini
pada lukisan hitam langit malam di luar jendela :
tentang belajarku pada seorang dinda
aku bagai raksasa sombong yang hilang kata
dan tersudut mencari pertolongan pada gengsi

aku sedang ingin bercerita malam ini
pada nyanyian pelan hujan di atas atap :
tentang sepiku ditinggal dinda yang begitu kuanggap
aku bagai kekasih kehilangan kehangatan dari kekasih
dan terhimpit pada ketidakmampuan menemui sebab

aku sedang ingin bercerita malam ini
pada bisikan angin yang berani di sela-sela pekat :
tentang tak kuasaku menjadi orang bagi banyak orang
aku bagai angin lalu tak tersebut hanya sekelebat
dan bertiup tanpa terasa di setiap jasad yang coba ku serang

aku sedang ingin bercerita malam ini
pada siapa saja yang masih mengenal mengerti
pada siapa saja yang masih memusuhi membenci
dan pada diriku yang masih berdiri tertatih
di antara yakin dan obsesi yang masih ku mimpi...