Dua Tanya Akan Dua Nyata

22/01/09
Aku sedang tak ingin bertanya tentang apa yang kurasa
Sebab aku tak ingin terjebak pada definisi akan sebuah rasa
Aku juga tak ingin menelusuri jejak2 hatiku
Sebab aku tak ingin tersesat pada jalur kebimbangan ketidaksempurnaan hati
Seolah-olah tidak padahal iya
Dan seolah-olah iya padahal tidak

Tertinggal di tepi sebuah jurang
Dengan Hasrat ingin mati tapi masih ingin mencari hati
Mencoba Mencari perhatian pada air
Namun masih teramat merindukan langit

Aku memang sedang diliputi tanya akan dua nyata
Tapi ku coba sejauh mungkin berbuat acuh pada salah satunya
Bagai tanah yang terus menatap langit walau hujan berusaha menghalang
Semuanya sebab aku yang tak mungkin akan keduanya.

Aku sedang tak ingin menjawab tentang apa yang mereka tanya
Sebab aku tak ingin termakan oleh segala jawab yang samar akannya
Dan aku sedang tak ingin menjelaskan apapun akan dua nyataku
Sebab aku tak punya lagi banyak harap akan dua nyata itu…

di sebelas Januari itu

10/01/09
Kasih…masihkah tersimpan di ingatanmu akan hari ini?
Hari di mana kau buat hatiku ingin melompat keluar bernyanyi
Hari ini hari yang sama dengan ketika itu
Hatiku sangat ingin melompat dan bernyanyi untukmu
Tapi lagu mu sudah berbeda dari yang dulu
Sedang hatiku masih tetap bernyanyi lagu yang sama
Aku kini tak tahu lagumu
Lagu indah yang dulu kita nyanyikan kau lupakan nadanya kini
Entah sebab apa nada itu kau lupakan
Atau mungkin sudah ada lagu lain yang kau nyanyikan
Lagu lain yang kau bingkiskan untuk sesosok bidadari awan nan jelita
Sebab siapalah aku?
Tak lebih dari kesalahan masa lalu bagimu
Kesalahan yang tak mungkin kau ulang hanya demi seonggok daging tak berharga
Tapi inilah aku, tetap bernyanyi dengan lagu yang sama
Dengan sedikit harap kau akan ingat nada yang dulu
Namun sepertinya ingatan mu tlah lekang atasku
Satu mimpi harap terkabul di hari ini
Ada sebentuk keajaiban akan berpihak pada hatiku di hari ini
Di sebelas januari itu…

bulan genap yang seharusnya

Akhirnya hari itu tiba
Hari di mana bulan genap harusnya bertaut
Namun, tak ada keajaiban atasnya
Yang ada hanya kesedihan akan sesal masa lalu yang tak tertebus

Aku merintih…sebab luka tak juga berhasil kulawan
Jasad kini hanya Nampak indah di luar
sementara dalamnya bagai rumah tua tak terjamah
dan tersisa tapak kaki berdebu dari orang ang pernah singgah

Hati kini masih tetap berpihak pada langit
Berharap dia kembali dengan birunya
Yang sepertinya sulit kulihat sebab jelaga kian menghalang