Matamu, Manismu, Wangimu

31/12/10
pada sebentuk bangunan janji yang kita bangun
ku ingin membuatkan taman dengan labirin bunga-bunga
ada kolam dengan ikan beribu-ribu
dan ada air pancur dengan air sebening matamu..

pada sebentuk hati yang ku sebut rumah..
ingin kugantungkan lukisan kita di setiap dindingnya..
sebuah harpa besar di ruang tengahnya
dan sebuah pohon apel dipekarangannya yang melambangkan manismu..

lalu pada sebuah bangunan masa depan yang kita rancang..
ingin ku buang semua tanggal dan jam yang terpasang
ingin ku siapkan sebuah ayunan dengan mawar-mawar
dan ku sebarkan aroma bunga As yang menandakan wangimu..

Rimbun Rindu

telah menjadi begitu subur sejak hujan kemarin..
menghijau, menjalar, melingkar di mana-mana
yang jelas menjadi begitu lebat sejak hujan kemarin..
Rimbun rinduku, meneduhi segala sudut hatiku,
menyejukkan setiap detik ingatku akanmu,,
namun, menggelisahkan mataku yang tak kunjung menatapmu..

Menunggui Malam

Kau mau menemani ku menunggui malam?
menyibak segala rahasia di balik pekat..
menggoda segala pintu yang tertutup rapat,,
agar bicara semua yang bungkam..

maukah kau menemaniku membius malam?
menuangkan minuman anggur ke gelas si sunyi,
dan mengangkat gelas untuk si hitam..
agar dia meracau sampai pagi..

aku terkadang bosan menunggui malam sendirian..
terlalu biasa, terlalu diam rasanya..
belum lagi gembok raksasa dari rahasia..
seolah tau niatku sebenarnya apa..

maukah kau menemaniku membuat malam terjaga?
memutarkan film-film perang yang bising..
mengajaknya bernyanyi dengan lagu-lagu yang sedang In
agar dia tak tertidur sampai pagi menjemput kita...

Tahun Baru ?

Anak : Bu, kata orang ini tahun baru..
jalan-jalan dipenuhi lampu-lampu..
di mana-mana suara terompet beradu..
kenapa kita tak ikut bergabung bu?
Ibu : tahun baru itu milik orang kaya..
punya ini, itu, dan segalanya..
kita ini tak punya apa-apa..
jangankan terompet makan saja susah..
Anak : tapi kelihatannya seru bu..
banyak musik, banyak lagu-lagu..
orang jadi joget tak malu-malu..
apakah mereka tak mau mengikutkan aku?
Ibu : lagi-lagi itu bukan buat kita..
lagi pula besok, tak akan ada yang berbeda..
besok ibu akan tetap masak seadanya..
dengan lauk dan sayur sisa tetangga..
Anak : jadi saya harus berbuat apa bu?
hanya jadi penonton sepanjang waktu?
menelan ludah di setiap laku?
dan seperti biasa, menunggu sesuatu?
Ibu : besok tanggal satu..
bedanya dengan hari ini angka tiga hilang di depan satu..
besok harap ibu hanya ada satu..
semoga ada bukti jika besok, Tahun benar-benar baru..

Tidurlah Pagi...

teruntuk pagi yang terlelap di sana..
malam masih membuai mu dalam timangannya..
alunan lembut angin juga masih membelaimu..
nyenyaklah dalam pangkuan malam..
pasrahlah dalam pelukan Cinta..
berpeganglah pada tangan Tuhan..

besok, kita harus bertemu!
kita masih harus berdiskusi..
tentang mentari, tentang awan, tentang hujan..
dan tentang : KITA

Malam Spesial???

sudah hening..
sudah reda..
sudah lelah juga mungkin..
atau sudah habis??

hahaha
sebentar sekali euforia nya??
hanya sampai di situ?
di menit ke 30?

ah! sudah ku bilang sejak awal,
Tahun tak usah terlalu dipikirkan..
dia bisa koq berpindah sendiri tanpa
kita hitung mundurkan..

kita terlalu sibuk mau mengambil alih pekerjaan waktu..
kasian si jarum jam, tersinggung dia!

kita terlalu pusing mau menggantikan fungsi bintang
dengan menyalakan kembang api..
langit sudah cantik koq dengan bintang-bintang alami itu..

nah,, sekarang apa?
ngantuk kan?
atau tidurnya juga harus peluk terompet?
biar terasa spesial begitu?

Surat Untuk Tahun Lalu

Surat untuk tahun lalu :

"banyak.. banyak yang kita lewati bersama..
termasuk senang-senang ku..
sampai menangis-menangis ku..
tak sedikit.. tak sedikit yang kita hitung bersama..
mulai 1 di Januari sampai 8 di April itu..
sayang, waktu tak ingin kembali barang sejenak..
seandainya waktu itu kusembunyikan sepatunya yah?
haha
dia pasti akan kelimpungan mencarinya..
waktu memang yang mempertemukan kita..
tapi dia juga yang harus menjauhkan jarak kita..
sudahlah,, tak apa..
yang jelas,, terima kasih sudah menghadiahkanku
Pagii yang sampai saat ini masih begitu ku rindu setiap hari..
terima kasih tahun lalu..
sebenarnya ingin aku berucap : sampai jumpa lagi!
hahaha
tapi nanti aku terlihat bodoh, sebab siapapun tau
aku tak mungkin bisa menemui mu lagi..
jadi, aku hanya bisa mengucapkan :
"selamat jalan tahun lalu..."

Malam Belum Berganti Pakaian

jalan-jalan ramai..
terompet bersahutan..
kembang api meletup tak henti..
dan ketiganya mengeroyok malam yang identik dengan diam..

orang-orang tertawa..
orang-orang bersorak..
orang-orang saling menggoda..
dan ketiganya menodong malam yang biasanya berkawan hening..

Nyala kembang api berkilat-kilat..
Nyala lampu berwarna-warni..
Nyala lampu sorot menatap tajam..
dan ketiganya menyilaukan langit malam yang kemarin-kemarin tertidur..

Orang-orang bilang tahun baru..
Orang-orang teriakkan selamat..
orang-orang saling berjabat..
dan ketiganya mengagetkan malam yang sering diisi hanya dengan memeluk bantal..

malam : tahun sudah berganti kah?
Ooh,,aku bahkan belum berganti baju..

Rindu Adalah Aku

Rindu adalah kepakan sayap burung merpati yang menunggu diberi pesan..
terbang rendah mendekati setiap hati yang membisikkan ribuan kerinduan..
kadang mematuk-matuk, kadang hanya celingak celinguk..

Rindu adalah ombak di pantai yang sangat ingin bertemu pasir..
menggulung dari jauh,, namun halang rintang begitu besar..
kadang mencium bibir pantai, kadang pula hilang di tengah jalan..

Rindu adalah aku yang menunggu sebuah pesan darimu..
memberi isyarat dengan tertulis, ataupun dengan tatapan mata..
kadang isyaratnya terbalaskan, kadang pula tak terpahami..

Hujan Tak Mampir

Aku mengantongi ribuan harap akan mampirnya hujan malam ini..
sebab aku sudah bosan dan tuli dengan letupan itu..
mengagetkan, memekakkan telinga..
aku lebih suka suara mu yang mengetuk-ngetuk atap rumahku..
lebih suka suaramu yang bermain-main di halaman rumahku..

Tapi, sayang kau tak mampir malam ini..
malam ini bunyi letupan menggaung di sana-sini..
orang bilang semarak,, bagiku sesak..
orang bilang seru, bagiku sendu..

aah,, sudahlah aku memang skeptis..
sebut saja aku tak punya hati..
aku hanya sedang rindu hujan
yang sudah 3 hari tak mampir..

Waktu

aku mengejar waktu..
walau tau kalau aku tak mampu..
aku bukan penggemar waktu itu..
aku hanya ingin memintanya berhanti sejenak..
sekadar beristirahat dengan secangkir teh..
lalu mengobrol tentang pengalamannya selama ini..
pasti menarik mendengar waktu bercerita..
tidak lelahkah ia terus berjalan tanpa henti?
aku hanya ingin mengajaknya mengenali penantian..
ada banyak orang yang menantinya mampir..
tapi ia tak pernah mampir sekejap pun..
dia terus berjalan..
aku juga ingin mengenalkannya dengan kenangan..
ada banyak orang yang masih menginginkan kenangannya terulang..
tapi dia tak pernah mau kembali,,
walau hanya mengulang beberapa menit..
waktu.. maukah kau bercengkrama dengan ku sebentar saja???

Ulang Tahun Yang ke 2011

Gurat-gurat penuaan telah terlihat di wajahnya..
kulitnya terbakar oleh pemanasan global..

rambut-rambut lebatnya pun mulai rontok..
longsor dan air dengan mudahnya melalui sela-sela pohon yang tersisa..

tangannya tak lagi mampu mengangkat beban berat..
pembangunan di sana-sini membuatnya semakin berat..

pundaknya mulai membungkuk..
terlalu banyak beton yang harus dipikul..

matanya,, terus menerus berair..
tak mampu lagi menahan asap yang ada di mana-mana..

giginya satu-persatu tanggal..
ada yang lepas sendiri,,dan ada yang dipaksa lepas oleh orang-orang serakah..

hmm,,ironis,,di usia yang menginjak 2011
orang-orang malah berbahagia..
bukan kah itu berarti kau semakin renta??
2011 berarti kau sudah tua bukan?
ini ulang tahun mu yang ke 2011..
masihkah ada bekal cerita untuk cicitmu (entah yang keberapa) nanti??

Bumi Bertongkat

Begitu banyak uang terbakar habis dan memercik berwarna-warni di atas sana..
begitu banyak orang tersebar ke mana-mana demi memetik sebuah warna hidup di bawah sini..
semakin tua..semakin renta..

bumi bahkan sudah bertongkat
tak mampu lagi menahan letupan gunung berapi..
tak mampu lagi bertahan dari goncangan lempeng-lempeng bawah tanah

bumi memang sudah tua,,
tapi penghuninya selalu merasa abadi..
esok nanti sajalah! yang penting malam ini kita bahagia..

Lengkung Senyummu

pada pucuk ranting yang basah oleh hujan desember..
di situ kusaksikan segala indah tetesan ikhlas jejak-jejak hujan..

pada ujung daun hijau yang menunduk gemulai..
di situ kunikmati segala lembut sentuhan-sentuhan Tuhan..

pada mata pena yang menari dengan indahnya..
di situ kulihat relanya kertas tergores demi sebuah puisi indah..

dan akhirnya pada sebuah pintu hati yang kuncinya telah kupegang..
di baliknya kulihat ada senyum mu yang melengkung begitu sempurna..

Terkesima

dan lagi-lagi aku terkesima
pada kelembutan yang membelai hatiku..
bagai salju putih yang menyentuh tanah

aku terkesiap..
pada ketulusan yang memerangkap hatiku..
bagai balon-balon sabun yang beterbangan tanpa perintah..

Pada.

23/12/10
pada jiwa-jiwa yang lelap malam ini
pada gumaman-gumaman alam bawah sadar yg lirih..
pada telinga-telinga yang terjaga menelusuri senyap
dan pada mata-mata yang masih kokoh melawan malam

jika angin laksana pembunuh berdarah dingin malam ini,
maka tameng yg paling hebat adalah api,
dan apabila api menjelma marah kali ini,
maka tiada yg setenang air yang sejuk,
lalu jika air mendadak menyongsong murka,
siapa yg akan lebih berkuasa selain tanah yang teguh menopang?
namun, ketika keyakinan tanah pun mulai goyah,,
tiada penolong lain selain Sang Penguasa Langit dan Bumi.

akhirnya pada dendam-dendam yang membeku di setiap sudut hati
pada amarah-amarah yg berkobar di setiap mata yang kecewa
pada hasrat-hasrat memburu yg bersemayam dalam benak
serta pada kerasnya hati yang menumpuk menjelma batu..
biarkan semuanya pecah,berhamburan, tumpah dan beterbangan
Lepaskan dan serahkan padaNYA Yang Maha Membolak-balikkan hati seseorang...

Ayah

17/12/10
Suara dengkuran nya begitu menandakan lelah..
Jarang ku menuliskan isi hati untuknya..
Bukan karena tak sayang..
Tapi, aku sudah kehabisan kata-kata untuk menuliskan semua tentangnya..

Di tengah gempuran umur yang tak henti,
dia masih saja tak kehabisan kata "iya" di setiap permintaanku.
Jejak-jejak umur sudah sejak lama tertanam di wajahnya..
tapi urat-urat di ototnya berkata lain.

Hujan lagi malam ini ayah..
Anginnya kencang pula,,
Dingin kan ayah?
tetapi kau tetap menunjukkan perkasa..

Cobaan Tuhan mungkin terasa sangat berat kali ini
Tapi Sabar masih tetap jadi tongkatmu..
Rahasia Tuhan kali ini terasa jauh lebih sulit dipecahkan
Tapi ikhtiar masih menjadi tamengmu..

Menunggu Masa Pagi

Hening,, burung malam pun seolah tertidur oleh belai angin.
Malam menjadi lebih dingin dari biasanya..
Dan Mata ku menjadi lebih kuat dari biasanya..

Tak sabar menunggu sebuah masa..
saat pagii menjadi dekat dan bisa kudekap..
Hening,, hanya ada bunyi ketukan akibat keyboard dan jemariku sedang sibuk beradu..

Besok,,
YAh sebentar lagi besok..
Perjalanan akan dimulai,,jalan baru akan dipilih..

Hening,, suara televisi itu mulai mendominasi
sesekali suara dengkuran ayah yang kelelahan sejak siang tadi..
dan aku, sedang dalam keadaan tak sabar menunggu pagi..

Masih

Masih malam ini..
Masih pula tentang hari ini..
Mungkin terlalu dalam kecewa hari ini..
Sebab Masih menjadi kata yang terpilih mewakili..

Dan Masih saja kupikirkan hardik itu..
Walau sesungguhnya aku pun masih mencoba menganggap itu khilaf..
Masih malam ini..
Walau sungguh tak kuharap masih itu yang mengganggu esok pagi..

Tarian Jemari Yang Belum Ingin Tidur

sudah larut, hujan melenggang pulang...
awan pekat begitu setia mengiringi..
bulanpun tersenyum,
angin menyelamatkan kehormatannya..

sementara rumput tengah menata mentalnya
raksasa menjadi begitu semena-mena..
rebah lagi rumput pada kondisi semula..
tanah memeluk dan menenangkannya..

aku mendengar nyanyian parau
dari kampung tengah tepatnya..
tapi sayang, harta kampung belakang habis dirampok..
maka bersiaplah menjadi lebih kurus dari sebelumnya..

mungkin terdengar aneh,
apa hubungan terselubung antara hujan dan kampung tengah..
tapi ini lah deretan huruf, berbaris sesuka hati..
dan akhirnya lahirlah tarian jemari yang belum ingin tidur..

Bertahan Untuk Sebuah "Itu"

Sebuah "itu" kutanam dalam-dalam di hatiku..
dan "itu" menjadi alasanku untuk bertahan hingga kini..
"itu" tak mudah,, sungguh tak mudah untuk ku jaga..
Banyak desak banyak goda untuk meninggalkan "itu" dan memilih "ini"
tapi,, "itu" sudah begitu lama bersamaku..
sejak aku lahir di tempat yang kini seperti tak ku kenal..
"itu" seolah menjadi tongkat saat aku sedang tertatih..
menjadi penopang saat sedang jatuh..
dan menjadi penghibur saat sedang gundah..
semua hanya demi "itu"

Mungkin Iri

Mungkin ini yang disebut iri..
teriris saat melihat bahwa sudah terlalu banyak yg dia lewati..
Mungkin ini yang disebut iri..
ada cikal api berusaha menyulut saat melihat kebaikan ada padanya..
Mungkin ini yang disebut iri..
ada secuil dendam mulai merayu untuk diperhatikan saat orang lebih memujinya..

Ah! Ini iri!
Pasti ini Iri!
Jelas ini iri!
lalu kenapa harus iri?
Bukankah Tuhan itu adil?
Yah, Tuhan itu Adil!
Pasti Tuhan itu adil!

Demi Cahaya

Bukan,, bukan mau kusembunyikan bulan dalam awan berkabung..
hanya kuragukan memancarkan cahaya bulan saat naga sedang pamer-pamernya..
kalau bukan karena matahari yang memaksa,,
takkan kubiarkan tangan ku terbuka lebar dan memantulkan cahaya matahari yg walau panas tetapi tulus...

demi setiap cahaya yang memantul..
demi setiap hati yang dipantuli cahaya itu..
jauhkanlah setiap jengkal dari gelap..
lebarkan tangan lebarkan senyuman..
demi cahaya..
demi Pemancar Segala Cahaya..

Biru

Biru..
Haru..
ah tidak juga!

Biru..
Seru..
Tadi tak begitu kurasa..

Biru..
Baru..
sebenarnya sudah terlalu lama..

Biru..
Ragu..
Yah,, aku condong ke sana..

Biru..
Lagu..
Benarkah seperti dalam nyanyian kita?

Biru..
Termangu..
Masih ku raba kemana arah..

Biru..
Menunggu..
Kemana para pembangga ?

Biru..
Biru..
Biru..
Akankah terus biru?
atau hanya simbol turun temurun?
setahun lebih dari perak..
Dan, Biru, Aku takut...
Jika Biru = Kenangan Lalu


*Sedikit curhat di 26 tahun BIRU ku...
bukan ingin melupakanmu,, hanya sedikit takut..
sebab kulihat kau begitu ringkuh tertatih...

Dewasa Untuk Kecewa

untuk segala resah yang merenggut ceria hari ini..
di tengah seremoni biru ditemani hujan ringan..
aku sedikit tak peduli lagi dengan lagu ceria itu
yah,, adakah bahasa lain selain : kecewa yang bisa kuungkap?

hardik mengalir mulus ketika itu..
sentak mencuat seketika..
kaukah itu ?
mungkin sudah terlalu dekat..
sehingga batas-batas entah kemana..
tak kusalahkan hardik itu..
mungkin khilaf merajaiku pula..

lagi-lagi entah..
semua terlalu cepat..
dan, untuk kekecewaan kali ini..
lagi-lagi dewasa jadi penuh arti...

Tuhanku Mencintaimu

Adakah yang lebih bisa mencintaimu dibanding Tuhanku?
Karena itu, hanya pada Tuhanku kumohon segalanya untukmu..