Random

07/09/12
jangkrik begitu diam malam ini
mungkin dia sedang tertidur lelap
atau menggigil kedinginan menunggu pagi
sementara manusia masih berlalu lalang
motor-motor masih bergaung ramai disengaja
ada yang sudah dibelai mimpi
ada yang masih tergelitik pikiran-pikiran ganjil
ada yang sementara resah mau makan apa besok pagi
ada yang mengatur rencana besok siapa giliran mati
ada yang berpikir besok akan menguliti harta siapa
sayup-sayup alunan piano
dari headset teman menemani
"sorry, I love you" tebakanku
entah kenapa harus meminta maaf karena mencintai
bukankah itu manusiawi?
atau mencintai sudah dianggap kesalahan fatal?
mencintai hanya drama yang diputar di tivi-tivi?
atau, mencintai sudah terlalu jauh dari arti murni
entah, hanya pikiran random dini hari
paranoid mengambil peran pada insomia kali ini
perut sakit masih menghantui saat bulu kuduk mulai berdiri
akhirnya, blog jadi pelarian efektif
mengatakan yang tak sempat terkatakan
menceritakan yang tak sempat terceritakan
setidaknya, rindu bisa ku nina-bobokkan malam ini
karena jika ia juga bangun,
dini hariku akan ramai lagi
bayangkan saja aku harus menimang-nimangnya
sementara ia meraung-meraungkan satu nama
dan aku harus mengganggu ketenteraman lini kala
atau pun wajah-wajah halaman berwarna biru
untuk menenangkannya
rindu tertidur lelap
setelah dongeng yang kau ceritakan lewat pesan singkat
dia senang, tersenyum dan terlelap
00:40 baterai melemah
sudah berjam-jam ku ajak netbook ini melayani hasratku
mulai dari meladeni hasrat otak kiri
sampai akhirnya membantuku menyiapkan persediaan obat
untuk rindu tentu
akhir-akhir ini sering sakau
dosisnya meningkat
ironisnya, tak kutemukan obat penenang lainnya yg ampuh
cuma satu itu, kau.
pikiran acak kali ini ke mana-mana
tapi tetap saja sebenarnya untuk satu nama





Muak

Kepada Segenap makhluk verbal di jagad raya :
visual fisik menjadi syarat mutlak untuk kalian
sekalipun otak ditinggalkan di rumah
berbagai syarat kalian gaungkan
sehingga hidung-hidung pemilik modal
dengan tajamnya mencium peluang
dibangunlah hegemoni-hegemoni penipu
cantik adalah segala
rona merah wajah muluslah yang akan meraja
apa kabar tampilan biasa nan sederhana?
sudah matikah ditikam hasrat membuncah?
lalu, siapa yang berdiri paling depan mengkritik
bahwa Hawa kini jadi komoditi ?
coba tanya cermin
siapa yang menginginkan kulit mulus putih berdiri di sampingnya?

Bukan Melawan

Merangkaki satu-satu huruf yang kau tebarkan
dan aku terjerembab dalam ranjau binal kalimatmu
mereka tetiba berlarian di otakku
membongkar susunan rapi etika dan moral
menodongku dengan hasrat melawan yg sungguh bukan tandinganmu
aku bukan melawan
sama sekali tidak
hanya melontarkan huruf-huruf yg sejak kemarin antri
menunggu giliran bercerita tentangmu
bagaimana aku bisa melawan mu?
sementara anak-anak otakku
sunggu terpenjara kekaguman
tak berbatas padamu

Keluh

Jika tidak bisa membebaskan saya dari masa ini, 
setidaknya biarkan saya menikmati kesakitan yg semakin melenakan ini.
Pergilah, tapaki hidupmu.
Aku bisa berdansa sendiri, 

cukup dengan ingatan ku akan mu.
Itu saja cukup utk memberi makan rinduku. 

Jangan khawatir, lagi pula kau pasti tidak khawatir.
Apa yg harus kau khawatirkan

jika aku tidak berjejak di kekhawatiranmu?

Selamat datang di dunia kesakitan (lagi).

Niat yg awalnya dipupuk dg telaten layu juga di tangan hasrat. 
Belum lagi kepo akut yg sudah menggelayut, 
menambah riang hasrat yg mencari koalisi.
Dan, konsistensi dirayu oleh tangan-tangan keraguan.
Mampuslah akal sehat, berjayalah hasrat yg sejak kemarin berlaku preman! 

Dan asumsi2 berpenyakit mulai menjalar 
menulari setiap sudut pandang rasional. 
Selamat datang di dunia kesakitan (lagi).