Aku kali ini

31/08/09
Jangan menyambung benang yg putus
Sebab aku kali ini adalah aku sendiri
Aku bukan dia lagi
Diapun bukan aku lagi

Jangan mengaitkan rantai yg patah
Sebab aku yg di sini adalah aku yg sendiri
Dalam aku tak lagi ada dia
Dalam diapun tak ada lagi aku

Biarkan layangan putus itu pergi
Dihembuskan angin yg setia menemani
Biarkan burung bebas itu terbang
Mengepakkan sayap yg terkembang

Sebab aku yang kini adalah aku yg mandiri
Aku bisa tanpa dia
Dia pun bisa tanpa aku

Tak Pernah Berhasil

12/08/09
masih mencari-cari
seperti apa insial diri
harus kiasan atau jujur lurus saja
tiap kali menagndung kata-kata
ku selalu bingung mau melahirkan apa
identitas untuk anak-anakku masih kabur

tak terkecuali kelahiran hari ini
semuanya masih berkabut
ingin seperti para guru-guru itu
tapi anak-anak yang lahir tak begitu

ingin begini, ingin begitu
mau ke sana, mau ke situ
anak-anakku tak mendukung
akhirnya tak pernah berhasil

tak pernah berhasil menjadi ekor
kebingungan di setiap ujung
mau dididik seperti para suhu
sayang anak-anakku tak begitu mampu!

Beritanya......

Beritanya....
merak itu tutup usia
banyak yang menyumbang air mata mengingat ceritanya
jarak ku dari merak itu entah
berapa tahun cahaya
dia begitu indah kala terkembang ekornya

katanya....
merak itu tutup usia
bagiku tidak begitu juga
aku memang bukan siapanya
hanya seekor pipit yang mencoba bercerita

hutan kata punya banyak makna
salah jalan akan tersesat
benar jalan akan melesat
keindahannya diukir oleh Sang Merak
walau tutup usia menurut mereka
ekor indahnya tak pernah pudar olehnya

Satu Lagi

satu lagi guru gugur dari pohon kehidupan
satu lagi bapak pergi dari anak-anaknya
belum sempat anak anakku menemuimu
kau sudah membelakangi duniaku

kulepaskan anak-anak kataku
untuk mengiringi langkahmu menuju surga
bukan karangan bunga untukmu
hanya goresan sebagai bukti kagumku

malu sesungguhnya menyertai anak-anak ku
tak pantas berjalan beriringan dengan dirimu
apalagi jika bersanding dengan anak-anakmu
anak-anak ku kecil lagi dangkal selalu

satu lagi anakku lahir hari ini
masih disertai malu untuk berdiri
satu lagi panutan kembali pulang hari ini
masih disertai malu aku memberi ini

Tertinggal Di Zamanku

banyak yang pergi pada zamanku
meninggalkanku, meningglakan zamanku
mereka punya zaman sendiri
tapi tetap melalui zamanku
dan aku....
tertinggal di zamanku sendiri
akibat lalaiku aku terjatuh
akibat acuhku aku merapuh
zamanku dilukis oleh orang-orang
selain aku
dan akhirnya aku.....
terbuang di zamanku sendiri

Fiktif

11/08/09
fiktif...
menanti damai bagai dongeng anak kecil.
menandai setiap jejak dengan mimpi
cerita...
bermain dengan khayal tak nyata
bergulat dengan cuaca yang seolah-olah mendukung
sembunyi...
berjaga-jaga menanti harap segera datang tak terduga
mengintip setiap langkah kaki yang terdengar
nyatanya...
tak ada yang berubah dari tempat hidup dan bertumbuh
semua tampak sama dalam kesusahan mencari damai