Gerimis itu seperti cerita dari langit untukku
Apalagi ketika pagi.
Tepat seperti bisikan mesra menggelitik.
aku selalu menunggu pagi dikunjungi gerimis dan embun.
Pasangan yang sangat serasi menurutku
Sayangnya mereka sprtinya sangat jarang menemuiku bersamaan
Apa mereka sedang brtengkar?
Aku bertanya itu setiap kali hanya ada salah satunya yang menemuiku..
Jika gerimis adalah bisikan mesra langit
Maka embun adalah belaian mendayunya..
Keduanya dingin, mungkin itu yang membuat mereka sering berjalan sendiri-sendiri
ah, seandainya mereka lebih sering bersama
Pasti kujamu dengan kopi hangat dan muffin coklat favoritku.
Sembari aku bercerita betapa sungguh sepi jika hanya mengobrol dengan jendela yang bersih.
Sebab jendela bertitiktitik air dan berembun itu lebih ramah, dan aku bisa menuliskan namamu di sana. Dan mereka memeluk namamu.
Setelah itu, aku yakin mreka akan bercerita tentang rinduku di gerimis berembun yang berkunjung ke jendela kamarmu.
Matahari sudah tersadar
Belum saja dia kluar dari bawah selimut malamnya
Kuduga masih berpiyama dia
Semburat merah pagi masih berbayang
Tapi isi kepalaku sudah ramai layak pasar pagi
Semalam itu sajian akhir bulan ini
Lagi2 lewat tak kusantap dengan nikmat
Belum tau ada atau tidak sajian yang sama saat bulan sudah genap dua belas lagi nanti
Kalaupun ada sungguh aku ingin kita menyantapnya berdua
Menghitung pujian bersama2
dan menunggu senja dengan doa-doa
Mau mengumpat pun sudah tidak ada gunanya.. sudah kuanggap gila juga mereka sebenarnya. Hanya berwujud manusia saja rupanya..
Tak ada kuping tak ada otak..semata jasad bergerak yg siap menipu siapa saja. Ah, setan!
keparat! Mereka itu siapa???
kenapa harus mengenal para penghuni2 pohon itu??!!
toh mereka pun tak pernah mau mengenal kita makan apa hari ini!
sialan!
Untuk para kawanan brengsek di sana, tertawalah sekarang!
Kenapa tak sekalian kau matikan satu2 rakyatmu?!
Biar hanya kalian yg perutnya buncit berisi daging2 hasil korupsi?!
Kau bawaku lari dari kemarinku
Tapi tidak juga kau ajak aku pada esok
Apa mau mu juga tak tertebak?
ah, kadang aku lupa kau itu suka bercanda
Dan ini, candaan pula kan?
coba ceritakan padaku kemarinmu
Biar kulihat celah penasaranku
Ada yang kau simpan di kemarinmu
Sesuatu yg sering kali hampir kau sapa
Saat kau bercerita tentang esok
Apa kode yang kita buat ternyata sama?
atau, ya sudahlah biarkan waktu yang
Memainkan perannya.
Biarkan ia berteka-teki
sampai ada jenius yang paham..
Dan, semoga itu aku
Bercerita berpeluhpeluh
Mengangkat masa lalu berkeluhkeluh
Ingat jalan yang itu?
yang waktu itu cuma ada aku dan kau
Sedang Terdiam berpikir tentang kalaukalau
Kalaukalau kau dan aku berayurayu
Ah sayang, itu dulu...
Andai waktu itu aku tidak malumalu
Mungkin sekarang Ada kau dan aku
sedang duduk tersipusipu
Dan bukannya terdiam pilu
Melihatmu merayu dia yang bersemu malu
Besok Kamis. Pertengahan minggu.
Hari di mana aku terengah2
membujuk waktu agar pelanpelan berlari
Besok Kamis. Rindu selalu memuncak di situ.
Sebab ada sabtu minggu
Dua kolaborasi yang melahirkan jarak dan syarat
Mereka mengajukannya tanpa ragu
Besok Kamis.
Aku manut saja.
Andai bisa ku bujuk ia bertukar dengan senin.
Lama tak kujenguk kau di kamar sebelah
Awalnya
Kuduga bertahan kau dengan segala keras kepala
Yang bahkan debu pun khawatir hinggap di fotomu
Aku salah.
Sungguh kau asing sekarang
Kutemukan segara jingga yang kau renangi riang
Tunggu, siapa itu?
siapa gambar anggun yang kau pajang di dadamu?
mereka bilang kau tengah jatuh hati
Awalnya aku bilang tidak mungkin
Mereka benar, kau berubah.
Kau merona malumalu
Saat senyum mu mengirimkan salam
Untuk dia yang kau peluk dalam imaji mu
Tenang, aku masih tetap penari topeng yang baik
Menari, cengar-cengir ke sana kemari
Duduklah, menonton lah saja, kau penonton yang baik kan?
Simaklah, tariannya untukmu
Tidak perlu bertepuk tangan atau apapun
Cukup diam saja di situ
Pahami alur ceritanya.
Mengerti atau pun tidak,
Cukup tetap diam saja.
Aku sungguh tak butuh tanggapan
Sebab ini pernyataan.
Duduk dan saksikan dengan diam
Setelah itu, pulang dan lelaplah.
Bulannya bulat, tidak juga purnama.
Hanya saja, cantik!
Sama seperti kamu, tidak juga sempurna.
Hanya saja, selalu menarik.
Menarik perhatianku, tentu..
Semakin ke sini semakin kabur
Lebur asa sudah hampir mendekati lenyap
Aku terpaku pada benturan nyata tak terelak
Menyudutkan mimpiku disertai ancaman
Aku harus berhenti di sini atau menjadi pemimpi sampai mati
Mereka benar aku harus pergi
Sebentar, kuninabobokan dl rinduku
Malam sudah larut, rinduku masih terjaga
Sepertinya dia punya firasat
Jika mimpiku semakin ke sini semakin lebur..
Maaf rindu, aku sedang terjebak pilihan sulit
Membiarkan mimpi melebur
Atau terus menafkahimu hingga subur?
Kota ini dikunjungi kabut..
Sudah sejak kemarin aku rindu dan kalut
Tepat seperti kabut itu
Ku hanya bs melihat wajahmu samar-samar
Hanya mendengar lagu suaramu pelan-pelan
Ah, kita seruang dan rinduku berlalu lalang
Tapi sayang, kita bermain petak umpet di rimbunnya alang-alang
Dalam hujan aku sadar kita berbeda
Aku memilih menari di riangnya gerimis
Dan kau memilih menyepi menanti reda langit menangis
Dalam hujan aku menggumamkan nyanyian sendu
Sedang kau merapal doa-doa melagu
Dalam hujan aku menengadahkan tangan merasakan rintikrintik lembut cerita air mata langit
Di saat kau lebih memilih merapatkan mantel memasang tembok tinggi menolak dicurhati oleh langit.
Dalam hujan aku sadar kita berbeda
Aku mencintaimu di dalam hujan
Kemudian kau pergi meninggalkan aku dengan gumaman cintaku sendiri
Mengalun begitu saja namamu
Di setiap sujudku
Maaf, Doaku masih kamu
Menyebut namamu adalah biasaku
Di setiap harap yang kuterbangkan
Maaf, Doaku masih kamu
Menyeruak tentangmu
Di setiap mimpi yang kubangun
Sungguh, Maaf, Doaku masih saja kamu
Mungkin sudah sangat membosankan bagi Penciptamu
Di setiap menghadapku kesebut kamu
(Lagi) Maaf, Doaku itu kamu
Semoga tak keberatan DIA dgn pintaku
Semoga sudi DIA menuliskan bahagia untukku
Kita tau DIA pemurah kan?
Karena itu, Doaku masih kamu.
Doaku masih selalu kamu..
sampai-sampai aku lupa kalau aku punya duniaku
dunia yang terjepit di antara khayal dan nyata ku tentangmu..
aku lupa kalau di dunia ku yang itu ada orang-orang lain
yang menyimpan cintanya untukku..
aku lupa. sama sekali lupa. benar-benar alpa.
kau tidak salah, tidak sama sekali..
aku yang terlalu tertuju padamu
mereka bilang terobsesi
entah, aku tidak mau komen lagi
aku sudah terlalu lelah dituduh
sedang kau diam saja begitu
tidak ada sedikit niatmu membantuku?
setidaknya bela aku
setidaknya bilanglah tidak pada semua
meski kau tau aku sungguh ingin kata 'iya'