Hanya air mata mengalir kawanku kali ini...
Ku kira ku telah ikhlas Namun ternyata aku masih belum bisa beranjak
Kota begitu ramai akan lilin dan hias lampu warna-warni
Tapi tak menyentuh sebentuk hati yang masih merindu
Kemarin kulihat bayang indah di sebuah papan tulis
Bayang daun berguguran nan gemulai menari dengan angin
Sejenak kuterpesona dan berdecak
Lalu kusandingkan dengan kondisi hariku
Aku tak pelak bagai daun kering
Jatuh tertiup angin sebab rapuhku tak mampu berpegang
Aku tak mampu bersaing dengan daun lain yang masih segar
Ditambah angin yang begitu lembut menggoda
Namun sayang...aku tak mampu menari seindah daun
Berputar-putar di udara menikmati daya tarik bumi
Aku terhempas jatuh ke tanah terdorong ke lubang penantian
Tak ada decakan kagum akan kejatuhanku dari siapapun!
Hampir tiba setahun saat itu
Saat bunga masih bermekaran di sekitar tiga gambar hati jingga
Hampir tiba waktu di mana kenangan itu akan teringat sempurna
Sekali lagi sayang...semua kini tinggal sebentuk gambar di layar ingatan...
melasti
1 tahun yang lalu